Saturday, November 20, 2010

Orang mana???

Walaupun kita Sudah hidup di negeri sendiri, tetap saja ditanya, “Situ, orang mana ya?”, pingin jawab “ya Orang Indonesia lah !”. Tapi lebih jelas lagi dari mana asalnya. Maklum sedikit kurang jelas, karena mata saya agak sipit, bahkan sipit banget, sehingga orang tambah tertawa melihat saya tertawa, koq malah merem, hehehehe….Waktu SMA saya dikira keturunan Tionghoa, setelah tamat SMA diajak seorang teman (sebenarnya teman dari teman) dari Bagan Siapi-api, yang keturunan Tionghoa juga, membantu saja untuk dapat pekerjaan di sebuah perusahaan besar di Batam, untuk dapat lebih lancar dia mengarahkan saya untuk mengaku saja keturunan Tionghoa kepada Manager Personalia teman dari teman saya itu. Saya tertawa saja, alhasil besok harinya saya dapat panggilan untuk test.
Pagi, sekitar pukul tujuh, saya sudah berada disana, namun sudah begitu banyak yang antri untuk seleksi administrasi. Setelah menyebutkan nama manager personalia tersebut, satpam atau security langsung mengantar saya pada kursi antrian terdepan, “mentang-mentang…..” , itu lah suara yang sempat saya dengar, saya melewati begitu panjang antrian wajah saudaraku pribumi tersebut. Tidak lama kemudian saya dipanggil dah tibalah saatnya saya tahu kalau saya sedikiit lebih special, ketika seorang seorang dokter jelek, menyuruh saya untuk balik kanan dan ….., setelah itu tes mata, apakah buta warna..hahahhah.... Karena perlakuan tersebut dari awal, saya mulai bertanya pada dokter tersebut apakah tidak bisa diterima kerja kalau salah satu ada yang tidak beres dengan kesehatan saya. Namun dokter tersebut langsung menyela, “kalaupun ada kamu kan sudah ada yang nitip”. Saya pun mulai heran, “darimana dokter tahu?” , dokter tersebut menunjukkan halaman depan map lamaran saya tersebut tertera sebuah tanda tangan orang yang berkuasa di perusahaan tersebut. Namun setelah melihat,menimbang dan memutuskan untuk tidak bekerja tersebut karena saya memiliki keinginan untuk kuliah lagi ( mesti over time bro!!!).
Kembali ke orang mana. Kalau murid-murid saya bertanya, "Hilizihono itu dimana pak?" , karena itu tempat lahir saya. Saya jawab di Jepang, antara Hirosima dan Nagasaki. Merekapun tambah binggung. Disaat saya pulang ke Nias, koq malah saya dikira orang Jawa. Karena bahasanya mulai tertular. Maklum saya kerja di Batam tapi seperti berada di Pulau Jawa. Dan sebalnya lagi kalau ke kantin atau ke toko yang pelayannya orang Cina ( jangan panggil aku cina), koq malah dengar suara aneh, yang tidak dapat saya mengerti sama sekali. Langsung saja saya sela dengan bahasa Indonesia. Lebih anehnya lagi ketika saya mengurus Pasport pertama, saya mau diarahkan ke tempat lain, terus dengan tegas saya mengatakan saya punya marga FAU dari Nias, saya asli Nias pak !!!, jadi jelas bahwa Markus Wilmar Fau, lahir di Teluk Dalam, namun Papa lebih senang dengan nama Kampung saya HILIZIHONO, Nias Selatan ( yang ada lompat batunya itu loh ! ), Pulau Nias,Sumatera Utara, Indonesiaku…Yaahowu