Friday, June 3, 2011

Pancasila di Zaman Edan


Oleh Daoed Joesoef




Zaman edan ditandai dengan pemutarbalikan nilai-nilai Umwertung aller Werten. Maka, alih-alih melu edan (ikut menjadi gila) karena takut ora kumanan (tidak kebagian), kita seharusnya berusaha meluruskan kembali nilai-nilai yang telah dibengkokkan itu.

Tulisan ini adalah upaya berbuat demikian melalui pembahasan Pancasila, mengingat ia juga telah dibelokkan ke arah pengasingan. Padahal, menurut perumusnya, Bung Karno, yang adalah salah seorang tokoh pendiri bangsa Indonesia, Pancasila sudah lama merupakan pandangan bangsa kita kendati bangsa kita sangat plural dan karena itu pantas dijadikan dasar filosofi negara yang NKRI.

Revitalisasi Pancasila

Maka, pembahasan Pancasila demi pelurusan makna nilai-nilai yang dikandungnya merupakan suatu revitalisasi dari ketidakraguan kita terhadap efektivitasnya. Kalau kita meragukan Pancasila, tak percaya pada ”vertu” ini sebagai pegangan individual dan kolektif dalam menempuh kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, mengapa ia tidak ”dibuang” saja? Ternyata tidak dan inilah kemunafikan kita. Kemunafikan ini yang selama ini menodai pesan-pesan idiil Pancasila.

Silanya yang pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, kita biarkan direduksi menjadi Keagamaan Yang Maha Esa dan ukuran ”keesaan” itu adalah besarnya jumlah penganut. Kita biarkan penguasa negara melakukan pembiaran terhadap pemaksaan dari kelompok-kelompok yang mengklaim berstatus mayoritas. Tidak sedikit kebijakan pusat dan daerah yang diskriminatif dan melanggar..........